Tepung ikan merupakan produk pakan penting yang terbuat dari tulang dan jeroan yang tersisa dari industri pengolahan ikan. Industri yang membudidayakan ikan bersirip dan krustasea serta spesies ikan lainnya bergantung pada perikanan tangkap laut untuk memasok masukan nutrisi utama termasuk tepung ikan.
Lebih dari 70% tepung ikan dihasilkan dari panen ikan laut lepas (pelagis) kecil seperti ikan teri, ikan haring, ikan menhaden, ikan capelin, ikan teri, ikan sarden, dan ikan tenggiri. Semua ikan ini memiliki siklus hidup yang pendek dan mampu bereproduksi dengan cepat. Sisanya 30% tepung ikan dihasilkan dari sisa-sisa makanan di industri pengolahan ikan oleh produsen tepung ikan.
Industri berbasis makanan laut yang menggunakan tepung ikan adalah:
– Budidaya ikan: pemeliharaan ikan untuk keperluan makanan pada tingkat komersial.
– Budidaya udang: budidaya udang secara komersial.
– Budidaya tiram: budidaya tiram untuk keperluan cangkang, makanan, dan mutiara. -Budidaya laut: budidaya organisme laut di Laut Terbuka, di tangki atau kolam.
Budidaya ikan hias: membesarkan spesies ikan tertentu untuk keindahan hias.
Alasan terpenting penggunaan tepung ikan dalam industri perikanan adalah fitur tepung ikan yang luar biasa termasuk asam amino yang seimbang, asam lemak esensial, kandungan energi, keberadaan mineral dan vitamin, daya cerna dan palatabilitas yang tinggi.
Sejarah
Budidaya ikan paling awal dimulai sebelum 1000 SM di Tiongkok. Ikan mas dianggap sebagai simbol keberuntungan di Tiongkok. Dengan peningkatan populasi manusia, permintaan akan makanan laut (liar, budidaya, segar, olahan, dan beku) juga meningkat. Pasokan ikan dari perikanan pelagis telah konstan selama dua puluh tahun terakhir; yaitu 6 juta metrik ton oleh produsen tepung ikan. Alasannya adalah ikan pelagis memiliki potensi besar untuk reproduksi cepat. Namun, terjadi peningkatan dramatis dalam harga tepung ikan dan minyak ikan sehingga eksportir tepung ikan dapat mencari pilihan alternatif.
Manfaat
– Tepung ikan merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang seimbang, yang memberikan pengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan ikan yang sehat. Begitu pula dengan makanan laut yang sangat baik bagi manusia.
– Tepung ikan berkualitas baik mengandung 60%-72% protein kasar. Protein mengandung asam amino yang dilepaskan untuk diserap selama proses pencernaan. Asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh hewan disediakan oleh tepung ikan. Inilah alasan (profil asam amino) yang menjadikannya suplemen protein yang sempurna.
– Tepung ikan terbukti sangat efektif dalam pertumbuhan cepat karena sifatnya yang sangat mudah dicerna. Di sisi lain, pakan nabati sekitar 25% lebih sedikit. Akibatnya, laju pertumbuhan dan asupan pakan menurun.
– Kandungan lipid dalam tepung ikan (4%-20%) sangat mudah dicerna dan merupakan sumber asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) yang baik dalam keluarga asam lemak omega-3 dan omega-6. Asam lemak ini penting dalam pembentukan membran sel yang merupakan membran semipermeabel. Asam lemak membantu sel untuk mempertahankan fluiditas dalam berbagai tingkat suhu. Membran sel memberikan efek bantalan dari tekanan dramatis yang dialami ikan pada kedalaman air yang berbeda-beda.
– Lipid dalam tepung ikan mudah dicerna dan pada ikan dan udang, persentase kecernaannya adalah 90%. Akibatnya, sebagian besar tepung ikan diserap oleh hewan dan sedikit terbuang sia-sia.
– Tepung ikan juga merupakan sumber energi yang sangat baik. Kandungan energi dalam tepung ikan bergantung langsung pada protein dan minyak di dalamnya. Tepung ikan juga terdiri dari antioksidan yang melindungi tumpukan tepung ikan dari pembakaran.
– Tepung ikan berkualitas baik mengandung kadar abu 17%-25%. Kadar abu yang lebih banyak berarti lebih banyak mineral dan vitamin. Vitamin sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Sumber vitamin B kompleks yang cukup kaya terutama kobalamin (B12), niasin, kolin, asam pantotenat, dan riboflavin. – Tujuan penting dalam formulasi pakan adalah untuk memasok jumlah asam amino yang seimbang untuk membantu reproduksi cepat, meningkatkan kepadatan nutrisi makanan dan memberikan karakteristik alami atau sehat pada produk akhir, seperti yang disediakan oleh ikan liar.