Tepung Ikan dalam Industri Akuakultur

Tepung ikan merupakan pakan ternak kaya nutrisi yang terbuat dari ikan laut kecil dan hasil tangkapan liar yang memiliki persentase nutrisi yang tinggi. Akuakultur adalah budidaya ikan, krustasea, moluska, dan tanaman air untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Pertumbuhan signifikan industri akuakultur selama periode perkiraan mendorong tingkat produksi tepung ikan.

Industri akuakultur dapat memiliki jenis yang berbeda-beda tergantung pada fitur hidrobiologis, motif budidaya, dan teknik operasional khusus. Berikut ini adalah beberapa industri akuakultur penting yang menggunakan tepung ikan:

Budidaya laut: akuakultur moluska dan spesies hewan laut lainnya.
Akuakultur: Akuakultur alga.
Budidaya ikan: bagian terpenting dari akuakultur untuk menghasilkan pembiakan selektif ikan.
Budidaya Kolam Darat: melibatkan kolam air tawar untuk membudidayakan ikan.

Alasan terpenting untuk menggunakan tepung ikan dalam industri akuakultur adalah profil asam amino yang menjadikannya suplemen protein yang sempurna. Meningkatnya permintaan tepung ikan berperan penting dalam meningkatkan jumlah produsen dan pemasok tepung ikan.

Sejarah

Dahulu, spesies ikan pelagis ditangkap dan mengalami proses pengolahan basah dan pabrik-pabrik yang memproduksi tepung ikan terus beroperasi saat ikan didaratkan. Tepung ikan juga diproduksi dari produk sampingan dan tertinggal untuk dibuang dari industri pengolahan ikan. Pada awal abad ke-21, makanan laut menjadi makanan mewah dan utama. Dengan meningkatnya permintaan makanan laut, industri akuakultur tidak hanya berkembang pesat tetapi juga menghadirkan tantangan besar untuk memproduksi tepung ikan dalam jumlah besar oleh setiap eksportir tepung ikan. Akibatnya, biaya tepung ikan berkualitas tinggi yang mengandung 65% protein berkisar antara $385-$554 per ton sejak tahun 2000, yang berarti 2,0-3,5 kali lipat harga bungkil kedelai.

Manfaat

– Menambahkan tepung ikan ke dalam makanan hewani meningkatkan efisiensi pakan dan laju pertumbuhan, meningkatkan penyerapan nutrisi, pencernaan, dan kelezatan. – Tepung ikan berkualitas tinggi mengandung semua asam amino esensial, fosfolipid, dan asam lemak (DHA, asam dokosaheksaenoat, dan EPA, asam eikosapentaenoat) untuk pertumbuhan dan reproduksi yang seimbang.

Tepung ikan mengandung 60%-72% protein kasar berdasarkan beratnya. Protein mengandung asam amino (esensial yang tidak dapat disintesis oleh hewan dalam tubuhnya) yang menjadikannya makanan yang sempurna.

Karena sifat tepung ikan yang sangat mudah dicerna, sebagian besar isinya dicerna oleh hewan sehingga membantu mengurangi polusi limbah air.

Produsen tepung ikan membuatnya dengan cara yang membantu meningkatkan efisiensi pakan akuakultur dan pertumbuhan yang optimal.

Bahan lipid, yang terdapat dalam tepung ikan, membantu perkembangan membran sel yang membantu melindungi sel dari perubahan tekanan dramatis yang dialami ikan pada kedalaman yang berbeda-beda di kolom air.

Produsen tepung ikan menyiapkannya dengan cara yang mengandung antioksidan yang mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh racun yang terus-menerus diproduksi oleh hewan akuatik. – Lipid dalam tepung ikan mudah dicerna oleh semua hewan, terutama ikan, udang, unggas, babi, dll. Pada hewan-hewan ini, daya cerna lipidnya lebih dari 90%. Jika daya cerna tepung ikan tidak baik, hewan harus memecah protein untuk mendapatkan energi.

Tepung ikan dianggap memiliki sumber vitamin B kompleks yang relatif lebih baik, terutama niasin, asam pantotenat, kobalamin (B12), kolin, serta riboflavin. Produsen tepung ikan menyadari nilai gizi bahan pakan tersebut.

Pemanfaatan tepung ikan yang efektif dalam industri akuakultur fungsional untuk membatasi harga pangan, yang akan mencapai sekitar 40% atau lebih dari biaya operasional.